Hamil adalah suatu proses yang dapat dialami setengah dari umat manusia…. yaitu kaum wanita. Dan itu adalah pengalaman yang paling alami dan memuaskan bagi seorang wanita, jika diberkati dengan kesempatan seperti itu!
Kehamilan bukanlah penyakit, tetapi perubahan yang dibawa dapat dikaitkan dengan “penyakit” lainnya. Perubahan paling awal adalah lonjakan hormon ‘wanita’, hormone estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini membantu menjaga kehamilan, tetapi mereka juga merupakan salah satu penyebab rasa mual, yang mana tingkat keparahannya untuk setiap orang.
Dalam kasus yang lebih parah, bahkan bau makanan biasanya sangat disukai bisa menjadi menjijikkan. Rasa mual dan muntah yang terus terjadi dalam jangka panjang dapat mempengaruhi gizi si ibu, karena dia tidak dapat mempertahankan cukup makanan untuk gizi yang baik. Muntah yang terus berkelanjutan juga dapat meningkatkan tingkat asam lambung, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan erosi permukaan enamel gigi. Menyikat gigi terkadang menjadi lebih sulit. Beberapa orang tidak tahan bau atau rasa dari pasta gigi. Kadang kala, proses dalam menggosok gigi belakang (geraham) menyebabkan muntah yang tak terelakkan. Oleh sebab itu, sebagian orang mungkin akan memiliki keadaan gigi yang kurang terawat selama atau setelah kehamilan.
Perubahan penting lainnya yang disebabkan oleh lonjakan hormon adalah gusi bengkak dan berdarah yang dialami wanita selama masa kehamilan. Banyak penelitian telah dikhususkan untuk penyakit gusi seperti ini. Memang benar bahwa hormon estrogen dan progesteron membuat gusi lebih sensitif terhadap efek dari bakteri dari plak. Namun, jika tingkat plak gigi dan karang gigi (penyebab utama penyakit gusi) dikendalikan sebelum hamil, maka seharusnya tidak ada perubahan terlalu besar untuk penyakit gusi. Sebaliknya, jika dari awal sudah ada penyakit gusi tidak terawat, maka selama kehamilan, gusi dapat membengkak; menjadi lebih mudah berdarah saat tersentuh dan gigi dapat bergerah dan longgar. Penyakit gusi yang parah dapat dikaitkan dengan tingginya tingkat keguguran dan bayi prematur. Bayi yang lahir prematur memiliki berat tubuh yang ringan dan mungkin memiliki masalah dalam pertumbuhannya.
Penyakit gusi juga dikaitkan dengan diabetes, dimana kurangnya kontrol kadar gula dalam darah. Karena diabetes juga merupakan komplikasi yang dapat terjadi di masa kehamilan, kami sarankan bahwa merawat kesehatan gigi sebelum dan selama kehamilan sangatlah diperlukan dan sama pentingnya dengan konsumsi makanan yang baik dan vitamin dan semua perawatan sebelum melahirkan yang dianjurkan oleh dokter.
Pendidikan untuk wanita muda sangatlah penting untuk mengingatkan mereka pentingnya menjaga kebersihan mulut sebelum merencanakan kehamilan mereka. Mencegah lebih baik daripada mengobati: ketika seseorang mulai dini untuk menyikat gigi, flossing dan kunjungan ke dokter gigi secara teratur, maka menjaga kesehatan gigi yang baik dalam setiap fase kehidupan menjadi lebih mudah. Bahkan ketika dihadapkan dengan masalah mengkhawatirkan seperti gusi bengkak dan berdarah, para calon ibu tidak harus mengabaikan masalah ini, melainkan mencari bantuan dari dokter gigi atau periodontis untuk mengendalikan masalah tersebut. Tidak seperti kepercayaan orang tua, perawatan gigi selama masa kehamilan adalah hal yang aman. Dimasa tersebut pengunaan rontgen akan dihindari.
Semoga semua ibu dan calon ibu sehat dan bahagia.