Rokok di Singapura semuanya dijual dengan label yang menggambarkan peringatan kesehatan seperti yang ditunjukkan di sini. Label tersebut mengirimkan pesan yang kuat: bahwa tembakau ada hubungannya dengan sumber dari masalah kesehatan dan gigi. Efek dari merokok yang merusak khususnya ditemukan paling parah di bagian mulut karena mulut memiliki kontak langsung dengan substansi yang berbahaya seperti bensol, nitrosamine dan formaldehida.
Perokok biasanya memiliki nafas bau dan gigi yang berubah warna karena zat-zat kimia ini menyebabkan pengurangan air liur didalam mulut. Air liur sangatlah penting untuk membersihkan mulut dan gigi, membantu untuk mencegah kerusakan gigi. Nikotin dan karang gigi mengumpul di gigi dan menyebabkan noda coklat yang tidak dapat dibersihkan dengan menyikat gigi.
Nafas bau dan perubahan warna pada gigi hanya merupakan beberapa akibat yang terjadi di mulut kita akibat dari merokok. Merokok mempercepat pengumpulan plak dan juga karang gigi, meningkatkan kemungkinan kerusakan gusi dan jaringan tulang. Ini berarti perokok bukan saja memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mempunyai penyakit gusi; ia akan juga mengalami kondisi gusi yang dapat memburuk dengan cepat.
Bahkan setelah perawatan gusi, aliran darah yang terganggu dan reaksi kekebalan akan menyebabkan proses penyembuhan lebih lambat dibandingkan dengan orang normal.
Ini akhirnya akan mengarah pada tanggal nya gigi. Gigi yang copot dapat digantikan dengan mudah dengan implan gigi untuk orang yang tidak merokok. Namun, tingkat kesuksesan implan gigi pada perokok menjadi lebih rendah.
Merokok adalah penyebab utama dari kanker mulut. Menurut Oral Cancer Foundation, paling tidak 75% dari orang-orang yang didiagnosis pada usia 50 atau lebih merupakan pengguna tembakau. Tingkat kematian berkenaan dengan kanker mulut sangatlah tinggi karena sulit untuk dideteksi, dengan pasien melaporkan bahwa mereka tidak merasakan sakit atau rasa tidak nyaman. Kanker mulut juga terkenal sebagai penyakit yang memiliki kemungkinan paling tinggi untuk terulang kembali, dengan pasien memiliki resiko selama 5-10 tahun setelah pertama kali mengalami kanker mulut.
Karena masalah besar yang ditimbulkan oleh rokok pada kesehatan dan gigi, pemerintah dari segala penjuru dunia berusaha untuk mempromosikan gaya hidup bebas rokok. Di Cina misalnya, pemerintah Cina membatasi adegan yang menunjukkan aktor merokok di film-film untuk mencegah generasi muda untuk memiliki persepsi yang glamor mengenai tembakau. Di Singapura, rokok dikenai pajak yang besar dan rokok memiliki label peringatan keras untuk menghalangi orang-orang dari akses mudah ke tembakau. Langkah-langkah menuju gaya hidup bebas rokok akan sangat dihargai oleh generasi di masa yang akan datang karena keuntungan yang didapatkan di bidang kesehatan, kesehatan gigi dan lingkungan.